Jumat, 17 April 2009

2100 Bumi Akan Panas Sekali

. Jumat, 17 April 2009
1 komentar


Ancaman pemanasan global masih dapat dihilangkan dalam jumlah sangat besar jika semua negara memangkas buangan gas rumah kaca, yang memerangkap panas, sampai 70 persen pada abad ini, demikian hasil satu analisis baru.

Meskipun temperatur global akan naik, sebagian aspek perubahan iklim yang paling berpotensi menimbulkan bahaya terhadap, termasuk kehilangan besar es laut Kutub Utara dan tanah beku serta kenaikan mencolok permukaan air laut, dapat dihindari.

Studi tersebut, yang dipimpin oleh beberapa ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research (NCAR), direncanakan disiarkan pekan depan di dalam Geophysical Research Letters. Penelitian itu didanai oleh Department of Energy dan National Science Foundation, penaja NCAR.

"Penelitian ini menunjukkan kita tidak lagi dapat menghindari pemanasan mencolok selama abad ini," kata ilmuwan NCAR Warren Washington, pemimpin peneliti tersebut.

Temperatur rata-rata global telah bertambah hangat mendekati 1 derajat celsius (hampir 1,8 derajat fahrenheit) sejak era pra-industri. Kebanyakan pemanasan disebabkan oleh buangan gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, terutama karbon dioksida.

Gas yang memerangkap panas itu telah naik dari tingkat era pra-industri sekitar 284 bagian per juta (ppm) di atmosfer jadi lebih dari 380 ppm hari ini.

Sementara penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pemanasan tambahan sebesar 1 derajat celsius (1,8 derajat fahrenheit) mungkin menjadi permulaan bagi perubahan iklim yang berbahaya, Uni Eropa telah menyerukan pengurangan dramatis buangan gas karbon dioksida dan gas rumah kaca. Kongres AS juga sedang membahas masalah itu.

Guna mengkaji dampak pengurangan semacam itu terhadap iklim di dunia, Washington dan rekannya melakukan kajian superkomputer global dengan menggunakan Community Climate System Model, yang berpusat di NCAR.

Mereka berasumsi, tingkat karbon dioksida dapat dipertahankan pada angka 450 ppm pada penghujung abad ini. Jumlah tersebut berasal dari US Climate Change Science Program, yang telah menetapkan 450 ppm sebagai sasaran yang bisa dicapai jika dunia secara cepat menyesuaikan tindakan pelestarian dan teknologi hijau baru guna mengurangi buangan gas secara dramatis.

Sebaliknya, buangan gas sekarang berada di jalur menuju tingkat 750 ppm paling lambat pada 2100 jika tak dikendalikan.

Hasil tim tersebut memperlihatkan kalau karbon dioksida ditahan pada tingkat 450 ppm, temperatur global akan naik sebesar 0,6 derajat celsius (sekitar 1 derajat fahrenheit) di atas catatan saat ini sampai akhir abad ini.

Sebaliknya, studi itu memperlihatkan, temperatur akan naik hampir sebesar empat kali jumlah tersebut, jadi 2,2 derajat celsius (4 derajat fahrenheit) di atas catatan saat ini, kalau buangan gas dibiarkan terus berlanjut di jalurnya saat ini.

Menahan tingkat karbon dioksida pada angka 450 ppm akan memiliki dampak lain, demikian perkiraan studi contoh iklim itu.

Kenaikan permukaan air laut akibat peningkatan panas karena temperatur air menghangat akan menjadi 14 sentimeter (sekitar 5,5 inci) dan bukan 22 sentimeter (8,7 inci). Kenaikan mencolok permukaan air laut diperkirakan akan terjadi karena pencairan lapisan es dan gletser.

Volume es Kutub Utara pada musim panas menyusut sebanyak seperempat dan diperkirakan akan stabil paling lambat pada 2100. Suatu penelitian telah menyatakan, es musim panas akan hilang sama sekali pada abad ini jika buangan gas tetap pada tingkat saat ini.

Pemanasan Kutub Utara akan berkurang separuhnya sehingga membantu melestarikan populasi ikan dan burung laut serta hewan mamalia laut di wilayah seperti di bagian utara Laut Bering.

Perubahan salju regional secara mencolok, termasuk penurunan salju di US Southwest dan peningkatan di US Norhteast serta Kanada, akan berkurang sampai separuh kalau buangan gas dapat dipertahankan pada tingkat 450 ppm.

Sistem cuaca itu akan stabil sampai sekitar 2100, dan bukan terus menghangat. Tim penelitian tersebut menggunakan simulasi superkomputer guna membandingkan skenario peristiwa biasa melalui pengurangan dramatis buangan karbon dioksida yang dimulai dalam waktu sekitar satu dasawarsa.

Penulis kajian tersebut menegaskan, mereka tidak mengkaji bagaimana pengurangan seperti itu dapat dicapai atau menyarankan kebijakan tertentu.

"Tujuan kami ialah menyediakan bagi pembuat kebijakan penelitian yang sesuai sehingga mereka dapat membuat keputusan setelah mendapat keterangan," kata Washington.

"Studi ini menyediakan suatu harapan bahwa kita dapat menghindari dampak terburuk perubahan iklim, jika masyarakat dapat mengurangi buangan dalam jumlah besar selama beberapa dasawarsa mendatang dan melanjutkan pengurangan utama sepanjang abad ini."


Klik disini untuk melanjutkan »»

Lunar Oasis untuk Bertani di Luar Angkasa

.
0 komentar


Meski tak ada oksigen di Bulan, tumbuh-tumbuhan sudah bisa ditanam di sana. Paragon Space Development Corporation telah mengembangkan rumah kaca portabel yang dapat dipakai untuk membudidayakan tanaman di ruang angkasa.

Bentuk rumah kaca yang lebih mirip lampu taman itu hanya setinggi 46 centimeter. Tabung kaca bening diperkuat dengan alas berbentuk segitiga dari bahan aluminium. Di dalamnya terdapat media tanam dan nutrisi yang cukup untuk menumbuhkan biji tanaman jenis Brassica, sejenis caisim atau kailan yang berbunga kuning.


Miniatur rumah kaca yang didesain untuk mendukung pertanian di luar angkasa itu disebut Lunar Oasis. Uji coba pertamanya ke permukaan Bulan direncanakan tahun 2012 menggunakan pesawat buatan Odyssey Moon Ltd. yang kini masih dikembangkan.

"Mendiami Bulan atau Mars kelihatannya masih lama, namun penting untuk melakukan penelitian sejak sekarang," ujar Jane Poynter, presiden Paragon. Apalagi, untuk menciptakan sistem pendukung kehidupan yang efisien dan layak juga membuthkan penelitian lama.

NASA berambisi mengirimkan kembali manusia ke Bulan pada tahun 2020 dan ke Mars tahun 2030. Jika tanaman bisa dibudidayakan di sana, astronot tak perlu setiap hari makan pasta dan pil. Makan sayur segar pun bisa setiap saat.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Kambing Kloning Lahir di Iran

.
0 komentar

Kambing kloning pertama di Iran telah dilahirkan di kampus Royan Institue, Isfahan, dan berada dalam kondisi sehat, demikian laporan harian berbahasa Inggris, Iran Daily, Kamis.

Kambing hasil kloning tersebut dikembangkan di dalam perut kambing hitam Bakhtiari, yang menjadi "walinya", selama 147 hari dan dilahirkan Rabu pagi melalui bedah cesar, kata laporan itu.



Kambing hasil kloning tersebut, yang diberi nama Hanna dan juga dikenal sebagai R-CAP-C1, sangat berbeda dari kambing lain karenanya kambing itu memiliki warna putih dan suka menjilatkan lidah.

Menurut pernyataan dari Royan Institute di laman Internetnya, hanya beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan China memiliki kambing hasil kloning.

Tujuan akhir penelitian kloning kambing ialah mencapai teknologi yang menghasilkan obat hasil rekayasa, kata pernyataan tersebut.

Pada 2006, Iran menjadi negara pertama di Timur Tengah yang mengumumkan telah mengkloning biri-biri. Biri-biri hasil kloning itu, yang diberi nama Royana, masih hidup dan sehat, kata lembaga tersebut.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Selasa, 07 April 2009

Ada planet serupa dengan bumi

. Selasa, 07 April 2009
7 komentar

Beberapa waktu yang lalu, para ilmuwan menemukan fakta adanya uap air pada sebuah planet dalam gugusan Pegasus. Kini, ilmuwan meyakini adanya planet lain yang lebih mirip dengan Bumi. Para astronom Eropa baru saja menemukan planet yang serupa dengan Bumi di luar sistem tata surya Bimasakti.

Planet tersebut memiliki suhu udara sejuk.Karena itu,memunculkan dugaan adanya air serta unsur kehidupan lain di planet tersebut. Ini merupakan kali pertama kami menemukan planet yang mungkin berbatu, memiliki air, dan dekat dengan bintang, di mana air dapat bertahan dalam bentuk cair, ujar ilmuwan dari Geneva Observatory, Swiss, Stephane Udry.

Udry dan rekan-rekan mengumumkan penemuan tersebut melalui tulisan yang mereka kirimkan ke jurnal Astronomy and Astrophysics. Para ilmuwan memperkirakan, suhu udara dari planet mirip Bumi tersebut berkisaran 040 derajat Rata-rata dari 200 lebih planet yang ditemukan di luar sistem tata surya memiliki gas raksasa seperti Jupiter.Tapi,untuk yang satu ini memiliki ukuran kecil. Radius planet tersebut kira-kira hanya sekitar 1,5 kali radius Bumi. Udry mengungkapkan, planet tersebut kemungkinan besar memiliki massa lima kali lebih besar daripada Bumi.

Karena suhu udara yang dimiliki dan juga kedekatannya, planet ini akan menjadi target terpenting bagi misi luar angkasa pada masa mendatang dalam mencari kehidupan di planet lain, ujar anggota tim dari Grenoble University, Prancis, Xavier Delfosse. Planet yang mirip Bumi tersebut mengorbiti bintang Gliese 581. Bintang tersebut merupakan salah satu dari 100 bintang terdekat dengan Bumi.Jaraknya sekitar 20,5 tahun perjalanan cahaya dari gugusan bintang Libra.

Satu tahun cahaya setara dengan jarak 9,7 triliun km. Gliese 581 memiliki ukuran lebih kecil daripada Matahari. Sehingga planet yang mengorbitinya diperkirakan tidak akan terlalu panas. Pemburu planet dari University of Notre Dame, Indiana, David Bennett menilai, kendati planet tersebut diperkirakan bersuhu rendah, planet tersebut belum tentu memiliki air.

Sebelum temuan terbaru ini, ilmuwan dari Lowell Observatory di Flagstaff, Arizona, menemukan sebuah planet kecil bernama HD 209458b. Planet yang masuk dalam gugusan Pegasus tersebut diyakini memiliki unsur uap air. Meskipun kebenarannya masih memerlukan pembuktian lebih, penemuan tersebut memberikan titik terang mengenai misteri adanya kehidupan di luar angkasa



Klik disini untuk melanjutkan »»

Ikan yang berenang Terbalik

.
0 komentar


Aussie, si ikan mas koki ini dulunya memang berenang seperti layaknya ikan lainnya. Namun menurut pemiliknya, Liam Matthew, 6 bulan sejak ia di beli dari toko hewan tahun 2004 silam, Aussie senang berenang terbalik.
”Kami sudah pernah memeriksanya dan dia sehat-sehat aja. Menurutku dia hanya suka melihat dunia dari sisi yang terbalik,” jelas Liam.

Karena keunikannya itu si Aussie jadi tontotan para turis yang sedang berada di Globe Inn, dekat Exeter.Aussie sendiri tinggal dalam akuarium di bar bersama dengan seekor ikan lain bernama Eddie yang berenang layaknya ikan yang normal.


Katanya pakar ikan nih, si Aussie berenang seperti itu karena disebabkan kegagalan gelembung udara yaitu bagian kantung yang berisi gas di bagian dorsal dari tubuh ikan- yang menstimulasi elastisitasnya.

Masalah kantung udara itu sendiri bisa diakibatkan infeksi maupun warisan. Jadi karena si Aussie gak sakit jadi kemungkinan Aussie mendapat kondisi seperti itu dari ortunya.
”Berenang terbalik bisa saja terjadi karena gelembung udara, namun tidak berarti ikan itu menderita,” ujar Jeremy Smale, pakar ikan tropikal setempat.

“”Ikan itu mungkin malah sangat sehat. Aku sih gak berharap dia menderita sama sekali,” tambah Jeremy lagi.


Klik disini untuk melanjutkan »»

Jembatan Es Antartika Patah

.
0 komentar


Sebuah jembatan es di Antartika yang menahan lapisan es sebesar wilayah Jamaika patah, dan ini memperbesar kekhawatiran soal dampak pemanasan global.

Ada indikasi baru bahwa lempengan hamparan es itu mungkin akan segera terlepas dari Antarktika. Gambar-gambar satelit terbaru dari Badan Angkasa Eropa (ESA) menunjukkan bahwa salah satu jembatan es yang menghubungkan lempeng Wilksin dengan dua pulau yang berdampingan telah runtuh.


Para ilmuwan mengatakan, pemanasan global menyebab ambruknya jembatan es tersebut. Lempeng itu telah mengalami penyusutan sejak tahun 1990-an, tapi ini kali pertama kehilangan salah satu penghubung yang menahannya tetap di tempat.

Survei Kutub Selatan Inggris (British Antarctic Survey) menyatakan, enam lapisan es di bagian yang sama benua itu telah hilang. Sebuah foto satelit ESA menunjukkan gunung-gunung es baru tercipta yang mengapung di laut di belahan barat semenanjung Antarktika yang menonjol dari benua itu ke arah ujung selatan Amerika Selatan.

"Sangat mencengangkan bagaiman es itu pecah," kata David Vaughan, glasiologis pada British Antarctic Survey, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Dua hari lalu, dia masih utuh. Kami menunggu lama untuk melihat ini," tambah Vaughan.

Profesor Vaughan berdiri di atas jembatan es itu bulan Januari untuk menempatkan pelacak GPS untuk memantau pergerakan. Meski patahan itu tidak memengaruhi permukaan laut, ini memperbesar kekhawatiran soal dampak perubahan iklim di bagian Antarktika tersebut.

Menurut ilmuwan, Semenanjung Antarktika telah mengalami pemanasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam masa 50 tahun terakhir. Beberapa lapisan es menyusut dalam 30 tahun terakhir, enam dari jumlah itu ambruk total.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Untuk Contreng Gunakan Pemindai

.
0 komentar

ejak tahun 1999 pemilihan umum di Indonesia selalu didukung teknologi informasi dan komunikasi. Dengan aplikasi sepasang teknologi ini, pengumpulan hingga penyajian hasil perolehan suara dari tempat pemungutan suara bisa berlangsung cepat, akurat, dan transparan. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat melakukan pengawasan langsung.

Setelah 10 tahun berlalu, pada Pemilu 2009 untuk pertama kali Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan penggunaan sistem contreng atau menandai nama partai dan calon anggota legislatif serta calon presiden dan wakil presiden dengan pena.


Penggunaan cara ini memungkinkan penerapan sistem scanner (pemindai) untuk merekam secara digital berkas hasil perolehan suara dari tiap TPS yang disebut formulir C1-IT. Sistem ini mampu memindai sekitar 30 halaman per menit.

Hasil pemindaian yang dilakukan di KPUD tingkat kabupaten/kota ini kemudian dikirim lewat jaringan komunikasi teramankan, Virtual Private Network Internet Protocol, ke KPU Pusat di Jakarta, tutur Husni Fahmi, Kepala Tim Teknis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk pendampingan teknis Teknologi Informasi Pemilu 2009. Jaringan komunikasi data di kabupaten/kota berkecepatan 128 kilobyte per detik.

Data yang terkirim ini digunakan untuk membantu verifikasi, validasi, dan legalisasi hasil perolehan dan penghitungan suara di KPU Pusat. Selain itu, data tersebut juga menjadi sarana pembanding hasil rekapitulasi penghitungan secara manual dari tingkat TPS, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, daerah pemilihan, provinsi, hingga nasional.

Berbeda dengan Pemilu 2004, untuk menghemat anggaran, pada penyelenggaraan Pemilu 2009 KPU menggunakan sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang digunakan pada pemilu periode lalu. Sistem TIK juga hanya dipasang pada tingkat kabupaten, tidak sampai tingkat kecamatan seperti pemilu sebelumnya. Sistem yang digunakan pada pemilu tahun ini merupakan bagian dari Grand Design Sistem Informasi yang dibuat tahun 2002.

Selain jejaring TIK lebih sederhana, jumlah tenaga operator dan supervisi yang dilibatkan juga lebih sedikit. Pada tahun 2004 ada tiga tenaga TI yang ditempatkan di tiap kecamatan yang berjumlah 4.200. Kini jejaring TI KPU hanya menjangkau 471 kabupaten/kota dan 33 provinsi.

Di tiap daerah ini hanya ada dua tenaga TI. Padahal, jumlah berkas yang ditangani jauh lebih banyak dibandingkan jika ditangani di tiap kecamatan. ”Karena itu kami mengusulkan penambahan 4 tenaga TI agar proses input data lebih cepat,” ujar Husni yang juga terlibat dalam pengelolaan TI Pemilu 2004.

Upaya mempercepat pemasukan data perolehan suara, ujar Gembong Wibowanto, anggota Tim TI KPU Bidang Sistem Integrasi yang diperbantukan BPPT, adalah dengan menerapkan pula sistem Intelligent Character Recognition (ICR).

”Sistem ini dapat mengenali data, khususnya perhitungan suara pada form C1-IT, dan mengidentifikasi bila ada kesalahan dan kemudian menyimpan data secara digital,” paparnya.

Sistem ICR digunakan untuk mempercepat proses pemasukan data dan sebagai alat bantu penyimpanan dokumen secara digital untuk formulir C1-IT. Sistem ini bekerja secara terpadu dengan pemindai untuk menghasilkan dokumen tersebut.

Sistem pengaman

Dalam pengiriman data dari tiap daerah ke KPU Pusat dikembangkan sistem pengaman, seperti firewall dan Intrusion Detection & Prevention System (IDPS), ungkap Amien Rusdi Utomo, anggota Tim TI KPU.

Selain itu, salah satu upaya pencegahan terhadap penyusupan, di bagian pemrosesan data di KPU Pusat diterapkan sistem operasi berbasis peranti lunak terbuka (open source). ”Bagian perhitungan suara tergolong kedap. Tidak berhubungan dengan jaringan pengiriman data dan penampilan hasil perhitungan suara,” kata Amien.

Sementara itu, untuk keandalan dan keamanan sistem pengiriman data digunakan router (pengatur jalur) berkapasitas 45 megabyte per detik atau 9 kali lipat dari TI Pemilu 2004. Akses internet untuk penyampaian hasil Pemilu 2009 kapasitasnya ditingkatkan dua kali lipat dibandingkan dengan Pemilu 2004.

Dalam tabulasi, pengiriman, pemrosesan, penghitungan, hingga penampilan data dengan sistem TI, kata Husni, KPU menargetkan dalam 12 hari sebanyak 80 persen data perolehan suara telah terproses. Target ini juga ditetapkan pada Pemilu 2004. Hasilnya ketika itu melampaui target, yaitu 82 persen, sedangkan saat pemilu presiden 94 persen. Karena itu, ia optimistis dapat memenuhinya. Meski begitu, juga disiapkan rancangan contingency plan menghadapi gangguan sistem TI.

Dalam mendukung penerapan sistem TI pada Pemilu 2009, Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar menugaskan 25 pakar TI. Mulai dari mengevaluasi sistem TI, supervisi teknis, hingga pengujian dan penjelasan kerangka kerja sistem TI. Pada Pemilu 2004 BPPT menugaskan tiga peneliti.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Senin, 06 April 2009

Perkakas Usia 3.000 Tahun Ditemukan

. Senin, 06 April 2009
0 komentar


Beberapa arkeolog India menemukan tungku dan perkakas lain yang berusia 3.000 tahun di Daulatpur di dekat kota kecil bersejarah Kurukshetra di India utara. Demikian laporan harian setempat berbahasa Hindi, Danik Bhaskar, Minggu (5/4).Para ilmuwan percaya tempat tersebut pernah dijadikan pabrik pembuatan perkakas. Sebagian perkakas yang ditemukan sudah dibakar, sementara yang lain setengah terbakar.

Tungku semacam itu ditemukan untuk pertama kali di negeri tersebut. Selain itu, satu tungku masak juga telah ditemukan.


Semua tungku dan perkakas tersebut ditemukan ketika arkeolog dari Sri Krishan Museum, Rajendra Singh, dan timnya menggali daerah itu sewaktu mereka mencari barang penting bersejarah untuk pameran di daerah tersebut.

Penggunaan lumpur guna memenuhi tujuan warga setempat telah memberi tanda mengenai adanya tempat pembakaran di bawahnya.

"Dalam upaya penggalian sebelumnya sekitar 35 tahun lalu, sebagian barang telah ditemukan di tempat tersebut, tapi temuan saat ini telah mengukuhkan keberadaan peradaban di sekitar Kurukhshetra sekitar 3.000 tahun lalu," kata laporan itu, yang mengutip keterangan para ilmuwan yang mengerjakan proyek tersebut.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Sabtu, 04 April 2009

Tahun 2030, Ikan Terbang Bisa Hilang

. Sabtu, 04 April 2009
0 komentar


Keberadaan ikan terbang dikhawatirkan akan lenyap di perairan Indonesia pada tahun 2030 bila pola pengelolaan ikan tersebut tidak diperbaiki.

"Pengelolaan ikan terbang di Indonesia, sekitar 30 persennya berasal dari Sulawesi Selatan. Kalau tren itu dipertahankan, tahun 2030 tidak ada ikan itu," kata Peneliti Perikanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Augy Syahailatua, di Jakarta, Jumat (3/4).

Ia mengatakan, besar kemungkinan ikan terbang akan berpindah tempat dari perairan Sulawesi Selatan bila penangkapan ikan terbang terus dilakukan secara besar-besaran. "Kemungkinan ikan terbang akan berpindah tempat. Selain itu, populasinya juga akan berkurang kalau dilakukan penangkapan secara berlebihan. Tetapi, kami akan terus melakukan riset," ujarnya.

Pada tahun 1922 lalu, diperkirakan terdapat 18 jenis ikan terbang di Indonesia. Namun, pada tahun 2004 dan 2005 hanya ditemukan sekitar 13 jenis saja. Sedangkan 5 jenis lainnya tidak diketahui keberadaannya. "Yang 5 jenis itu masih ada atau tidak, sampai sekarang tidak jelas," tuturnya.


Klik disini untuk melanjutkan »»

Rabu, 01 April 2009

Kreativitas Pembelajaran Matematika Terus Berkembang

. Rabu, 01 April 2009
0 komentar

Kreativitas pembelajaran Matematika yang mudah dan menyenangkan perlu terus dikembangkan. Karena itu, Matematika mesti diajarkan secara menarik dan terhubung dengan dunia nyata sehingga siswa senang.

"Belajar Matematika itu bukan sekedar mengajarkan anak tahu berhitung dan mengasah logika anak. Tetapi Matematika itu juga bisa dimanfaatkan untuk mengasah kreativitas otak yang dibutuhkan seseorang untuk berhasil dalam hidup," ujar Stephanus Ivan Goenawan, pengajar di Universitas Atmatajaya Jakarta, Kamis (26/3), di Jakarta.

Ivan menciptakan konsep pembelajaran Matematika yang dinamakannya metode horisontal. Metode horisontal ini merupakan metode perhitungan di mana proses penyelesaian dilakukan secara mendatar (horisontal) dari arah kanan menuju ke kiri. Bilangan desimal biasa dikonversi dengan notasi pagar (I).

Upaya untuk mengenalkan konsep pembelajaran matematika dengan cara tidak konvensional yang selama ini menggunakan metode vertikal dilakukan dengan menggelar olimpiade kreativitas angka yang diikuti siswa SD hingga perguruan tinggi. Menurut Ivan, cara ini untuk mengembangkan kreativitas seseorang karena potensi kreativitas dapat diasah melalui angka dengan cara mengenali keteraturan polanya.

"Bila daya kreativitas angka meningkat maka daya ini dapat berimbas ke jenis kreativitas yang lain, seperti pada pelajaran sekolah, seni, strategi atau intuisi bisnis atau ilmu pengetahuan," ujar Ivan.

Pengembangan metode belajar Matematika untuk membantu proses penghitungan yang cepat sehingga membuat anak tertarik belajar Matematika juga sebelumnya dilakukan Septi Peni Wulandani dengan metode jaritmatika. Penghitungan dilakukan dengan memanfaatkan tangan kanan yang diibaratkan tangan satuan dan tangan kiri sebagai tangan puluhan.

S Hamid Hasan, Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia, mengatakan untuk menciptakan pembelajaran Matematika yang selama ini dianggap masih momok buat siswa sehingga menjadi menyenangkan, perlu kreativitas guru tersebut. Guru bisa saja memanfaatkan metode pembelajaran Matematika yang berkembang di luar kelas jika memang bisa membantu terciptanya belajar matematiak yang menyenangkan.

"Apalagi jika metode belajar Matematika yang inovatif itu hasil pemikiran anak bangsa, kenapa tidak untuk juga bisa diperkenalkan sebagai salah satu metode belajar. Yang penting, anak-anak paham konsep belajar MAtematika dan bisa menggunakannya untuk kehidupan," kata Hamid.


Klik disini untuk melanjutkan »»

Sembuhkan Alergi dengan Teori Fisika Kuantum

.
4 komentar

Penyakit alergi tak melulu disembuhkan dengan obat ataupun suntikan. Belakangan, alergi juga bisa disembuhkan dengan sebuah teknologi mesin. Metode ini disebut dengan terapi bioresonansi yang mampu menyembuhkan alergi dengan frekuensi gelombang elektromagnetik. Tingkat keberhasilannya mencapai 80 persen.

ALAT yang digunakan dalam terapi bioresonansi disebut BICOM (Bio Communication) 2000. Alat ini ditemukan oleh Hans Brugemann dari Jerman sekitar tahun 1976, dan dipopulerkan oleh Dr Peter Schumacher untuk menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan alergi.


Cara menggunakannya cukup sederhana. Pada proses deteksi dan penyembuhan alergi, pasien duduk di kursi atau berbaring di dekat BICOM 2000. Dari alat tersebut, menjulur kabel yang dihubungkan ke elektroda berupa bola yang dipegang pasien. Dan di bantalan tempat duduk atau pembaringan pasien, terdapat kabel lain yang terhubung ke mesin tersebut.

Selanjutnya, frekuensi gelombang alergen akan ditangkap oleh BICOM 2000. Seperti bayangan cermin, gelombang ini dibalik dan menghasilkan pola gelombang yang berguna menyembuhkan alergi.

“Setelah terapis memasukkan program penyembuhan yang akan dilakukan dan menekan tombol start, maka proses penyembuhan pun berjalan. Setelah selesai, mesin akan mati dengan sendirinya. Lamanya waktu terapi berkisar antara 15-30 menit,” kata dr Erica Lukman, SpTHT-KL,MQIH yang mempraktikkan terapi ini di kliniknya, Panacea Clinic Balikpapan.

Menurut dr Erica, penyembuhan alergi dengan terapi bioresonansi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Karena proses penyembuhannya dilakukan tanpa pemberian obat-obatan dan suntikan. Disamping itu, terapi bioresonansi juga dapat dilakukan oleh semua usia, bahkan terhadap bayi sekalipun.

“Umumnya, pengobatan medis menggunakan pendekatan ilmu biologi. Sedangkan terapi bioresonansi adalah pengobatan yang menggunakan pendekatan ilmu fisika kuantum, yaitu ilmu fisika yang berdasarkan pada teori Einstein,” ucap dr Erica.

Secara singkat, terang Erica, teori dalam fisika kuantum yang mendasari terapi ini adalah, bahwa sebenarnya setiap sel dalam tubuh kita selalu berkomunikasi satu sama lain pada frekuensi tertentu. Jika komunikasi tersebut berjalan harmonis, berarti orang itu berada dalam kondisi sehat. Namun jika toksin atau benda tertentu yang bisa menyebabkan alergi masuk ke tubuh, maka pola frekuensinya akan terganggu dan menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh. “Satu-satunya di Kalimantan yang menggunakan terapi bioresonansi adalah Panacea Clinic.

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Serpihan Ilmu Blogger.com | Template by dieflash.com